Senin, 30 Maret 2009

Kenapa AS takut terhadap China ?

Kenapa AS takut terhadap China ? Karena potensi etnis China yang sangat besar untuk menyaingi AS-Eropa dalam 50 tahun ke depan. Ada 2 Milliar etnis China di seluruh dunia, diikuti 1,5 Milliar orang etnis kulit cokelat India, 1 Milliar orang etnis kulit putih AS-Eropa, 800 Juta orang etnis kulit hitam di Afrika-AS-Eropa, 500 Juta orang etnis kulit cokelat Amerika Latin. Pendapatan perkapita AS-Eropa USD 40.000-100.000, pendapatan perkapita China sudah hampir mencapai USD 10.000. Daftar orang terkaya dunia ada 360 orang AS, 200 orang Eropa, 51 orang India, 30 orang Arab, 17 orang Jepang dan 28 orang China. Ilmuwan peraih Nobel ada 309 orang AS, 113 orang Inggris, 102 orang Jerman, 300 orang Eropa lain, 16 orang Jepang, 10 orang Afrika, 8 orang Israel, 8 orang India dan 4 orang China. Daftar 100 artis musik, film dan atlet olahraga populer sepakbola, basket, tinju, balap mobil-motor, tenis, golf masih dikuasai etnis kulit hitam di AS-Eropa bersaing dengan etnis kulit putih AS-Eropa dan etnis kulit cokelat Amerika Latin. China menjuarai Olimpiade 2008 dengan mayoritas medali dari cabang olahraga yang tidak populer dan minim peserta seperti senam. Daftar 200 perusahaan terkaya dan terbesar di dunia 150 perusahaan dari Amerika-Eropa, 50 dari Afrika-Asia. Pemenang kontes wanita tercantik dunia versi Miss Universe-Miss World terbanyak adalah wanita kulit putih-blondie yang berkulit kecokelatan dari AS 9 kali, wanita latin kulit cokelat Venezuela 10 kali, wanita kulit hitam Puerto Rico 6 kali, wanita kulit cokelat India 7 kali. Wanita kulit kuning China-Korea belum pernah menang. China seperti juga Indonesia merupakan korban perdagangan global yang menguntungkan Amerika Serikat dan Eropa. Perhitungan pendapatan perkapita Indonesia USD 2000 atau USD 8000 per keluarga atau Rp. 8 Juta perbulan per keluarga Indonesia. Pendapatan perkapita China USD 4000 atau USD 16000 per keluarga atau Rp. 16 Juta per keluarga. Padahal mayoritas warga China dan Indonesia jadi Petani, Buruh, Nelayan, PNS dengan pendapatan Rp. 1-5 juta perbulan. Karena di China dan Indonesia ada investasi Perusahaan AS dapat buruh murah, tanah murah dan udara AS-Eropa bebas polusi itu dimasukkan ke PDB China-Indonesia tetapi labanya sebagian besar untuk Komisaris-Direktur orang AS, Manajemen orang Eropa-India sementara China dan Indonesia hanya dapat upah buruh murah dan polusi. PDB dan Devisa China lebih besar dari PDB dan Devisa India tetapi aset 50 konglomerat terkaya China hanya USD 200 Milliar (Rp. 2000 Trilliun) dibandingkan aset 50 konglomerat terkaya India total USD 500 Milliar (Rp. 5000 Trilliun). Orang terkaya China Yan Huiyan hanya punya USD 20 Milliar (Rp. 200 Trilliun) sementara 3 orang terkaya India Laksmi Mittal, Mukesh Ambani, Anil Ambani masing-masing punya USD 50 Milliar (Rp. 500 Trilliun). Karena pengusaha India bergerak di Eropa-AS sementara pengusaha China bergerak di Asia selain itu sistem perekonomian India kapitalis murni sehingga ada kesenjangan kelas paling kaya dan orang miskin lebih banyak. Sistem ekonomi China semi sosialis atau kerakyatan sehingga lebih banyak di kelas menengah.
AS adalah pemilik cadangan batubara 250 Milliar ton terbesar di dunia, pemilik cadangan gas alam 200 Trilliun kaki kubik dan pemilik cadangan minyak bumi 20 Milliar barrel namun masih tetap rakus dan mengincar sumber daya alam China yang memiliki cadangan batubara 100 Milliar ton, cadangan gas alam kurang dari 50 Trilliun kaki kubik dan cadangan minyak bumi 10 Milliar barrel. AS juga mengincar kekayaan Indonesia 10 Milliar barrel minyak, 100 Trilliun kaki kubik gas alam dan 10 Millar ton batubara. AS berpikiran licik menguras sumber daya alam negara lain terlebih dahulu sedangkan sumber daya alam negara sendiri masih utuh dan digunakan untuk masa depan.

Negara Indonesia dan China

Negara Indonesia dan Negara China sebenarnya memiliki banyak persamaan. Salah satunya adalah korban perdagangan global yang tidak adil dan menguntungkan AS-Eropa. Hanya selama ini perdagangan global seolah-olah adil karena cadangan devisa China USD 1500 per penduduk, Uni Eropa punya USD 1500 per penduduk, Rusia USD 3000 per penduduk, Jepang punya USD 8000 per penduduk, sementara AS hanya USD 200 per penduduk. Padahal itu karena warga China-Uni Eropa-Rusia-Jepang bila punya Dollar AS langsung ditukarkan ke Bank Sentral dengan mata uang setempat untuk belanja kebutuhan sehari-hari, warga AS bila punya Dollar disimpan sendiri karena belanja juga pakai Dollar jadi di Bank Sentral AS tidak terjadi penumpukan Dollar. Simpanan Dollar di Bank umum China-Uni Eropa-Rusia-Jepang dihitung sebagai cadangan devisa, simpanan Dollar di bank umum AS dihitung sebagai simpanan biasa. Terdapat USD 10 Trilliun simpanan Dollar di Bank umum AS atau USD 30.000 per penduduk AS. Perdagangan AS seolah-olah defisit terhadap China-Indonesia-Afrika. Padahal itu karena warga AS mampu beli barang China-Indonesia yang murah, Indonesia-China-Afrika rakyatnya miskin tidak bisa membeli barang AS yang mahal dan canggih. AS melarang penjualan pesawat tempur siluman, kapal induk, satelit mata-mata, chip purwarupa, komputer super nilainya Trilliunan Dollar. Perlu juga dipikirkan oleh caleg dan partai peserta pemilu 2009 tentang penggunaan mata uang China Yuan atau Renminbi sebagai mata uang Global Asia menggantikan Dollar AS. Bila menggunakan Emas maka yang diuntungkan adalah AS-Eropa karena menurut Badan Emas Dunia dari 30 Ribu ton emas yang ada di dunia sebesar 9000 Ton adalah milik AS dan 11.000 Ton milik Eropa.

WNI Tionghoa dan Pemilu 2009

Menurut Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) tahun 2008 terdapat 150.000 rekening bank yang diatas Rp. 1 Milliar. Seandainya semua pemiliknya adalah WNI Tionghoa dan masing-masing memiliki 10 orang keluarga maka maksimal ada 2 Juta WNI Tionghoa kaya padahal di Indonesia ada 10 Juta orang WNI Tionghoa berarti 8 Juta WNI Tionghoa bukan orang kaya. Selain itu sebenarnya 150 Ribu pemilik rekening itu banyak terdapat WNI pribumi khususnya di Bank BUMN. Namun saya heran kenapa tidak ada caleg atau partai politik peserta pemilu 2009-2014 yang mengangkat kehidupan mayoritas WNI Tionghoa yang bukan orang kaya. WNI Tionghoa yang berjumlah 10 juta orang tetapi menguasai 30% pendapatan nasional sebesar Rp. 1500 Trilliun atau rata-rata 1 orang WNI Tionghoa memiliki pendapatan Rp. 150 Juta pertahun atau Rp. 12,5 Juta perbulan atau Rp. 50 Juta perbulan setiap keluarga WNI Tionghoa. Sedangkan 200 Juta Orang WNI Pribumi hanya mendapatkan 70% pendapatan nasional sebesar Rp. 3500 Trilliun atau rata-rata 1 orang WNI Pribumi memiliki pendapatan Rp. 17,5 Juta pertahun atau Rp. 1,5 Juta perbulan atau Rp. 6 Juta perbulan setiap keluarga WNI Pribumi. Namun WNI Tionghoa peluangnya kecil untuk menjadi PNS, Politisi, Pejabat, Jaksa, Hakim, TNI-POLRI. WNI Tionghoa sedikit yang bisa menjadi Pegawai BUMN, Dokter, Pengacara, Akademisi, Artis dan Model. Mayoritas Artis dan Model Indonesia adalah WNI Pribumi kulit putih atau memakai pemutihan kulit. Sebagian kecil Artis adalah blasteran Eropa. Mayoritas PNS-Pegawai BUMN adalah WNI pribumi. Sistem perekonomian Indonesia 60% disumbangkan usaha mikro, kecil dan menengah yang mayoritas pemiliknya adalah WNI pribumi namun 40% perekonomian Indonesia disumbangkan oleh usaha besar yang mayoritas pemiliknya adalah WNI Tionghoa yang menyumbang 80% pajak penghasilan. Menurut berita di harian Kompas tanggal 15 Juli 2008 halaman 17 sebanyak 50.500 WP dikatagorikan sebagai pembayar pajak aktif. Pembayar pajak aktif terdiri dari 500 Wajib Pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Besar (KPP LTO) dan 50.000 lainnya adalah Wajib Pajak yang terdaftar di 250 unit Kantor Pelayanan Pajak. Sebesar 80% dari penerimaan PPh diperoleh dari kontribusi pembayaran pajak oleh 50.500 Wajib Pajak yang notabene pengusaha besar dari WNI Tionghoa. Sudah saatnya Caleg dan partai peserta pemilu membahas peningkatan hubungan China dan Indonesia serta mengangkat kehidupan WNI Tionghoa. Apalagi kalau dilihat dari sejarah keberadaan etnis pribumi di Indonesia keturunan dari Etnis China dari Yunnan China.

AS soroti militer China

Selama ini pemerintah AS-Eropa berusaha keras membangun opini negatif tentang China terutama militer China seperti terdapat pada berita Kompas tanggal 27 Maret 2009 tentang sorotan AS atas militer China. Padahal menurut Sino-Defence Forum, Wikipedia Military dan Global Fire Power kekuatan Militer China hanya 1800 Pesawat Tempur seperti 800 Pesawat J-7 dan J-8, 400 Pesawat Nanchang Q-5, 200 Pesawat Xian 6 dan 7 semuanya buatan tahun 1950-1980, 150 Kapal Tempur seperti 15 Kapal perusak Luda-Luhu dan 40 Kapal frigat Jiangwei-Jianghu semuanya buatan tahun 1950-1980, 50 Kapal selam kelas Romeo-Ming buatan tahun 1950-1970, 8000 Tank buatan Uni Soviet tahun 1950-1980. 100 Rudal antar benua Dongfeng dan 300 Nuklir, Militer AS mesin perangnya 3500 Pesawat Tempur buatan tahun 1975-2005 seperti 630 F-15, 1300 F-16, 800 F-18 dan pesawat tercanggih dunia 122 F-22, 300 Kapal Tempur seperti 22 kapal penjelajah Ticonderoga, 50 kapal perusak Arleigh Burke, 30 kapal frigat Oliver Hazzard, 70 Kapal Selam kelas Los Angeles-Ohio-Virginia semuanya buatan tahun 1980-2000, 8000 Tank Abrams buatan tahun 1990-2000, 1000 Rudal antar benua Minuteman dan 9000 Nuklir. AS juga mempunyai 10 Kapal Induk kelas Nimitz yang tiap kapal bisa mengangkut 100 Pesawat terbang, ditambah 12 Kapal serang Ampibi kelas Tarawa dan Wasp yang tiap kapal bisa mengangkut 30 Pesawat terbang. Sementara China tidak memiliki satupun kapal pengangkut pesawat, selain itu AS sudah berpengalaman menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki serta melakukan pelanggaran HAM di Perang Korea 1950-1955, Perang Vietnam 1965-1975, Konflik Timur Tengah, Amerika Latin sampai perang Afghanistan dan Iraq. Sementara China catatan HAM relatif bersih karena bukan merupakan negara agressor.