Senin, 30 Maret 2009

Negara Indonesia dan China

Negara Indonesia dan Negara China sebenarnya memiliki banyak persamaan. Salah satunya adalah korban perdagangan global yang tidak adil dan menguntungkan AS-Eropa. Hanya selama ini perdagangan global seolah-olah adil karena cadangan devisa China USD 1500 per penduduk, Uni Eropa punya USD 1500 per penduduk, Rusia USD 3000 per penduduk, Jepang punya USD 8000 per penduduk, sementara AS hanya USD 200 per penduduk. Padahal itu karena warga China-Uni Eropa-Rusia-Jepang bila punya Dollar AS langsung ditukarkan ke Bank Sentral dengan mata uang setempat untuk belanja kebutuhan sehari-hari, warga AS bila punya Dollar disimpan sendiri karena belanja juga pakai Dollar jadi di Bank Sentral AS tidak terjadi penumpukan Dollar. Simpanan Dollar di Bank umum China-Uni Eropa-Rusia-Jepang dihitung sebagai cadangan devisa, simpanan Dollar di bank umum AS dihitung sebagai simpanan biasa. Terdapat USD 10 Trilliun simpanan Dollar di Bank umum AS atau USD 30.000 per penduduk AS. Perdagangan AS seolah-olah defisit terhadap China-Indonesia-Afrika. Padahal itu karena warga AS mampu beli barang China-Indonesia yang murah, Indonesia-China-Afrika rakyatnya miskin tidak bisa membeli barang AS yang mahal dan canggih. AS melarang penjualan pesawat tempur siluman, kapal induk, satelit mata-mata, chip purwarupa, komputer super nilainya Trilliunan Dollar. Perlu juga dipikirkan oleh caleg dan partai peserta pemilu 2009 tentang penggunaan mata uang China Yuan atau Renminbi sebagai mata uang Global Asia menggantikan Dollar AS. Bila menggunakan Emas maka yang diuntungkan adalah AS-Eropa karena menurut Badan Emas Dunia dari 30 Ribu ton emas yang ada di dunia sebesar 9000 Ton adalah milik AS dan 11.000 Ton milik Eropa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar